Profil Desa Pamriyan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pamriyan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pamriyan

Tentang Kami

Profil Desa Pamriyan, Pituruh, Purworejo. Eksplorasi lengkap potensi desa wisata berbasis alam dengan ikon Curug Kyai Kate dan Goa Sarabadak, ditopang oleh ekonomi perkebunan kopi robusta di jantung perbukitan Purworejo utara.

  • Pusat Wisata Alam Terpadu

    Desa ini merupakan rumah bagi dua objek wisata alam unggulan sekaligus, yakni Curug Kyai Kate dan Goa Sarabadak, yang menjadi daya tarik utama.

  • Sentra Kopi Robusta Berkualitas

    Pamriyan dikenal sebagai salah satu desa penghasil kopi robusta terbaik di Purworejo, dengan potensi besar untuk pengembangan agrowisata kopi.

  • Komunitas Berbasis Konservasi

    Masyarakatnya secara aktif terlibat dalam pengelolaan pariwisata yang berorientasi pada pelestarian alam dan pemberdayaan ekonomi lokal.

XM Broker

Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di gugusan perbukitan Menoreh yang menjadi batas utara Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan pesona alam yang memikat bernama Desa Pamriyan. Wilayah ini bukan sekadar pemukiman agraris biasa; Pamriyan merupakan kanvas hidup di mana keindahan alam, aroma khas kopi robusta dan semangat pariwisata berbasis masyarakat menyatu secara harmonis. Dengan ikon wisata alamnya yang fenomenal, Curug Kyai Kate dan Goa Sarabadak, Desa Pamriyan kini memantapkan posisinya sebagai salah satu destinasi ekowisata dan agrowisata terdepan di Purworejo.

Geografi dan Kondisi Alam yang Memesona

Desa Pamriyan secara geografis terletak di kawasan dataran tinggi Kecamatan Pituruh, ditandai dengan kontur tanah berbukit-bukit yang menjadi bagian dari lanskap Pegunungan Menoreh. Topografi ini menciptakan pemandangan alam yang dramatis, dengan lembah-lembah curam, tebing bebatuan, dan aliran sungai jernih yang berkelok-kelok di antara rimbunnya vegetasi hutan. Iklim di Pamriyan terasa sejuk dan segar, sangat mendukung bagi kesuburan lahan perkebunan.Luas wilayah Desa Pamriyan yakni sekitar 5,23 kilometer persegi (523 hektare), menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Pituruh. Sebagian besar dari area ini merupakan lahan hutan dan perkebunan yang dikelola oleh masyarakat.Adapun batas-batas administratif Desa Pamriyan ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kebumen.

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kaligondang (Kabupaten Wonosobo).

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wonosido dan Desa Kaligintung.

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Somogede.

Posisi desa yang menjadi titik pertemuan tiga kabupaten (Purworejo, Kebumen, dan Wonosobo) memberikannya nilai strategis. Kekayaan alam paling menonjol di desa ini ialah sumber daya air yang melimpah, yang menjadi cikal bakal terbentuknya puluhan air terjun atau curug, dengan Curug Kyai Kate sebagai yang paling populer, serta formasi gua karst seperti Goa Sarabadak.

Demografi dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Menurut data kependudukan terakhir, Desa Pamriyan dihuni oleh sekitar 1.950 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduknya terbilang rendah, yaitu sekitar 373 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan karakteristik pemukiman di kawasan perbukitan yang tidak padat. Pola kehidupan masyarakatnya sangat lekat dengan ritme alam, di mana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani kebun.Komunitas Desa Pamriyan dikenal ulet, ramah, dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Semangat kebersamaan ini menjadi modal sosial utama dalam menggerakkan roda pembangunan desa, terutama dalam pengembangan sektor pariwisata. Keterlibatan aktif masyarakat, mulai dari pemuda Karang Taruna hingga orang tua, dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menunjukkan kesadaran kolektif untuk memajukan potensi desa. Mereka bahu-membahu membuka akses, menjaga kebersihan, dan memberikan pelayanan kepada wisatawan yang datang.Kehidupan beragama dan tradisi budaya lokal juga berjalan beriringan, menjadi fondasi bagi tatanan sosial yang harmonis dan damai. Kearifan lokal dalam menjaga kelestarian hutan dan sumber air masih dipegang teguh, karena masyarakat sadar betul bahwa alamlah yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Pilar Ekonomi: Kopi Robusta dan Ekowisata

Perekonomian Desa Pamriyan ditopang oleh dua sektor unggulan yang saling bersinergi: perkebunan kopi dan pariwisata alam. Keduanya menjadi mesin penggerak yang tidak hanya memberikan pendapatan, tetapi juga mengangkat nama desa di kancah yang lebih luas.Di sektor perkebunan, Pamriyan merupakan salah satu sentra penghasil kopi robusta berkualitas di Kabupaten Purworejo. Pohon-pohon kopi tumbuh subur di bawah naungan tegakan pohon lain, menghasilkan biji kopi dengan cita rasa yang khas. Para petani lokal telah mewarisi pengetahuan budidaya kopi secara turun-temurun. Kini, banyak di antara mereka yang mulai berinovasi dalam proses pascapanen, mulai dari penjemuran hingga sangrai (roasting), untuk meningkatkan nilai jual kopi. Produk kopi bubuk asli Pamriyan telah menjadi salah satu oleh-oleh wajib bagi wisatawan.Sektor pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih modern. Curug Kyai Kate dengan ketinggian dan debit airnya yang impresif, serta Goa Sarabadak dengan keunikan stalaktit dan stalagmitnya, merupakan dua magnet utama. Pengelolaan objek wisata ini sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat lokal. Dari hasil penjualan tiket masuk, biaya parkir, hingga omzet warung-warung kuliner di sekitar lokasi, perputaran ekonomi yang signifikan terjadi di desa. Keberhasilan ini menunjukkan model pariwisata berbasis komunitas yang berhasil, di mana manfaat ekonomi dirasakan langsung oleh warga.

Infrastruktur, Tantangan, dan Visi Pengembangan

Pemerintah daerah bersama pemerintah desa terus berupaya meningkatkan infrastruktur penunjang di Desa Pamriyan. Perbaikan akses jalan menuju lokasi wisata menjadi prioritas utama untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung. Jaringan listrik dan telekomunikasi juga terus diperluas jangkauannya untuk mendukung aktivitas ekonomi digital dan promosi wisata.Tantangan utama yang dihadapi ialah menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan kelestarian lingkungan. Peningkatan jumlah pengunjung berpotensi menimbulkan masalah sampah dan kerusakan ekosistem jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pemandu wisata, kuliner, dan manajemen homestay juga perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan.Visi pengembangan Desa Pamriyan ke depan sangat jelas, yaitu menjadi desa agrowisata dan ekowisata terpadu yang berkelanjutan. Konsep ini menggabungkan pengalaman menikmati keindahan alam (Curug Kyai Kate dan Goa Sarabadak) dengan pengalaman edukatif di kebun kopi. Paket-paket wisata seperti "Petik dan Seduh Kopi Pamriyan" dapat dikembangkan, di mana wisatawan bisa merasakan langsung proses dari memanen biji kopi hingga menikmati secangkir kopi hasil olahan sendiri. Pengembangan produk lokal seperti gula aren, kerajinan tangan, dan kuliner khas juga akan menjadi bagian dari ekosistem pariwisata yang terintegrasi.

Penutup

Desa Pamriyan adalah bukti nyata bahwa kekayaan alam yang dikelola dengan kearifan lokal dan semangat kebersamaan dapat menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan. Desa ini tidak lagi hanya sebuah titik terpencil di peta, melainkan telah bertransformasi menjadi sebuah destinasi yang menawarkan pengalaman otentik tentang keindahan alam, kekayaan budaya agraris, dan keramahan masyarakatnya. Dengan terus berinovasi dan berpegang pada prinsip konservasi, Desa Pamriyan berada di jalur yang tepat untuk menjadi model desa wisata inspiratif di Indonesia.